Cara Alami Untuk Cepat Mendapatkan Momongan (HAMIL)

Tips dan Cara Alami Untuk Cepat Mendapat Momongan (HAMIL)

Demi Saudara Kita Yang Belum Mempunyai Keturunan Tolong Sebarkan Artikel Ini, Patut Dicoba, Banyak Orang Yang Sudah Berhasil Mempunyai Keturunan Dengan Terapi Ini, Hanya Dengan Perasan Jeruk Nipis! Saat itu saya mengungkapkan kecemburuan saya pada Mbak Dewi Yull yang bisa menimang anak lagi tahun ini. Sedangkan saya yang sudah menikah dua tahun belum juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menimang bayi. Sebenarnya, sebulan setelah menikah saya langsung hamil. Kehamilan tersebut kami sambut dengan gembira.

Namun sayang, usia janin dalam kandungan saya pada waktu itu hanya berusia lima minggu atau sebulan lebih satu minggu saja. Saya mengalami keguguran dan langsung dilakukan operasi kuret oleh dokter kandungan di rumah sakit. Sedih sekali saya saat itu. Perasaan sedih bercampur aduk menjadi satu. Saat itu saya sempat menyalahkan diri saya yang terlalu mementingkan pekerjaan kantor ketimbang menjaga kesehatan diri saya. Sebenarnya dalam kehamilan pertama ini, saya tidak pernah mengalami sakit pada bagian kandungan. Saya juga tidak habis pikir mengapa saya bisa sampai keguguran padahal saya tidak punya riwayat penyakit apa pun selain batuk-pilek.

Saat saya melakukan kontrol untuk yang kedua kalinya, dokter kandungan yang memeriksa kandungan saya menyatakan bahwa janin yang ada di kandungan saya tidak berkembang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi. Kira-kira setahun setelah keguguran itu, saya kemudian hamil lagi. Namun sama seperti kehamilan pertama saya sebelumnya, janin saya hanya mampu bertahan lima minggu dalam rahim saya. Lagi-lagi saya terpukul karena harus kehilangan calon anak yang sudah sekian lama saya dan suami nantikan. Namun saya sebagai manusia biasa hanya mampu pasrah kepada kehendak-Nya.

Saat itulah Mbak Dewi menghibur saya sambil mengatakan, bahwa anak adalah titipan Allah SWT. Jika Allah sudah menganggap kita siap menerima titipan-Nya, maka Allah akan memberi.

“Sebagai manusia, kita memang harus pasrah diri pada kehendak-Nya. Namun manusia juga diperbolehkan untuk tetap berusaha. Nah, jangan sedih. Mbak Dewi punya resep terapi tradisional keluarga yang mudah-mudahan bisa mempercepat keinginan seseorang untuk memiliki anak,” ungkap Dewi Yull sambil asyik menyusui bayinya.
“Serius, Mbak?” tanya saya setengah percaya.

Ya iyalah…saya ini terkenal sejak dulu adalah tipe orang yang paling tidak antusias dengan pengobatan tradisional. Meskipun Ibunda saya berasal dari Jawa dan punya banyak resep tradisonal, saya kurang percaya (itu cerita dulu, sekarang saya malahan rajin minum jamu gendong dan percaya khasiatnya heheheheh). Jika ibu saya membuatkan jamu beras kencur atau kunyit asam, saya cuma menganggapnya sebagai minuman penghilang haus dahaga saja (karena kebetulan jamu beras kencur dan kunyit asam enak sekali jika di dinginkan dalam lemari es).

“Kamu ini belum apa-apa, Puri. Coba lihat sekretaris Mbak itu sudah lebih dari lima kali keguguran. Namun berkat terapi jeruk nipis, akhirnya dia bisa hamil dan sekarang sudah melahirkan dengan selamat,” kata Dewi Yull. Kebetulan sekretaris Dewi Yull itu masih keluarga dekat juga.

Dewi Yull mengatakan dia telah menganjurkan sekretarisnya itu untuk menjalani ‘terapi jeruk nipis’. Setelah terapi selesai, bulan berikutnya sekretarisnya itu hamil dengan lancar dan sehat.
Namun Dewi sekali lagi mengingatkan kepada saya bahwa manusia boleh berusaha tetapi Tuhan juga yang menentukan.

Karena keinginan yang besar untuk mempunyai anak, akhirnya esok harinya, di rumah, saya mulai menjalani terapi jeruk nipis.

Cara meminumnya adalah jeruk nipis itu diparas tanpa diberi tambahan campuran apa pun. Air perasannya harus diminum sampai habis (seperti minum jamu, diminumnya tidak boleh ada sisa). Uniknya, terapi jeruk nipis ini harus diminum selama dua minggu berturut turut-turut tanpa boleh putus. Jumlah jeruk yang di minum setiap hari adalah kelipatan 4. Bayangkan berapa buah jeruk nipis yang harus dikonsumsi dalam terapi ini? Tak tanggung-tanggung, lebih dari 160 buah!

Jika di tengah jalan misalnya persediaan jeruk habis di kulkas habis padahal jadwal terapi (2 minggu) belum selesai maka saya harus mengulangnya dari hari pertama.

Terapi yang terberat bagi saya adalah pada saat hari ke tujuh karena harus minum 28 buah air jeruk nipis. Karena saya memilih buah jeruk nipis yang ukurannya besar-besar maka dari 28 jeruk nipis tersebut menghasilkan satu gelas penuh sari jeruk. Wah, hampir muntah rasanya (saya tidak mau memuntahkan karena kalau muntah maka takaran jeruknya berkurang dan harus mengulang lagi dari hari pertama. Cape deh!) . Namun karena keinginan yang begitu kuat untuk mempunyai anak maka saya meminumnya sampai habis hanya dalam beberapa teguk.

RESEP TERAPI :

jeruk nipis’ ini menurut Dewi Yull sejak hari pertama hingga hari ke 14, setiap kali hendak diminum harus disertai dengan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Inilah jumlah jeruk nipis yang harus diminum selama 14 hari tanpa boleh terputus. Pilih jeruk nipis yang sedang-sedang saja jika tidak kuat. Sebab jika terlalu besar akan menghasilkan air perasan yang sangat banyak. Sebelum terapi dijalankan, sehari sebelumnya coba saja terlebih dulu 2 buah jeruk nipis. Maksudnya agar perut tidak kaget. Setelah itu, esoknya baru mulai melakukan terapi minum air perasan jeruk nipis.
  1. Hari ke-1…………………………………. 4 jeruk nipis
  2. Hari ke-2…………………………………..8 jeruk nipis
  3. Hari ke-3………………………………….12 jeruk nipis
  4. Hari ke-4………………………………….16 jeruk nipis
  5. Hari ke-5………………………………….20 jeruk nipis
  6. Hari ke-6………………………………….24 jeruk nipis
  7. Hari ke-7………………………………....28 jeruk nipis
  8. Hari ke- 8…………………………………28 jeruk nipis
  9. Hari ke-9………………………………….24 jeruk nipis
  10. Hari ke-10………………………………..20 jeruk nipis
  11. Hari ke-11………………………………..16 jeruk nipis
  12. Hari ke-12………………………………..12 jeruk nipis
  13. Hari ke-13…………………………………8 jeruk nipis
  14. Hari ke-14…………………………………4 jeruk nipis

Menurut mbak Dewi, sebaiknya yang ikut melakukan terapi ini adalah suami istri. Namun jika suami tidak bisa tidak masalah.

Suami saya sendiri waktu itu tidak menjalankan terapi ini karena sedang sibuk dinas ke luar kota.

Sebulan kemudian, setelah menjalankan terapi tersebut, saya dinyatakan positif hamil oleh dokter kandungan saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya tersebut. Saya mengabarkan kepada suami dan orang-orang terdekat saya. Mengetahui kabar kehamilan saya ini, Mbak Dewi juga turut gembira. Dan ketika anak pertama saya lahir (anak lelaki), Mbak Dewi menjenguk saya RS Carolus, Jakarta Pusat.

Yang lebih membahagiakan lagi, ketika anak lelaki saya itu belum bisa jalan karena baru usia tujuh bulan, ternyata saya hamil lagi. Suatu karunia yang luar biasa bagi saya dan suami. Kehamilan kedua ini saya memiliki anak perempuan yang cantik. Kini saya telah mempunyai sepasang anak-anak yang sehat. Si sulung sudah berusia 10 tahun, sebentar lagi akan memasuki masa remajanya. Wah senang sekali saya.

Kebahagiaan saya ini juga saya bagikan kepada dua teman kantor saya waktu itu (lelaki) yang istrinya sulit mempunyai anak. Saya memberikan resep terapi jeruk nipis ala Dewi Yull. Namun seperti kata Dewi Yull kepada saya bahwa terapi ini hanyalah salah satu usaha untuk memperoleh keturunan. Manusia boleh berusaha namun Tuhan juga yang menentukan. Seorang teman saya; setelah isterinya melakukan terapi jeruk nipis, akhirnya berhasil hamil.

Sedangkan seorang teman yang lain masih harus bersabar.
Entah bagaimana kabar teman saya ini selanjutnya apakah sudah punya anak atau belum. Masalahnya setelah saya melahirkan anak kedua, suami saya meminta agar saya berhenti bekerja dari kantor tersebut. Alasannya agar saya lebih fokus pada anak-anak saja. Sayang juga sebenarnya sebab saya sudah merintis karier sudah lama. Saat itu saya sudah menduduki jabatan sebagai Manager PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia).

Kini walaupun Mbak Dewi Yull dan Bang Ray Sahetapy telah berpisah, namun hubungan kedua keluarga tetap terjalin harmonis. Setiap ada acara keluarga dan kami saling bertemu, pastilah Mbak Dewi menanyakan kabar kedua anak-anak saya. Saya pun tak pernah lupa mengucapkan terimakasih kepada Mbak Dewi berkat resep terapi jeruk nipisnya tersebut.

Namun lagi-lagi Mbak Dewi selalu mengingatkan kepada saya agar berterimakasih saja pada Tuhan Yang Maha Pencipta. Karena hanya dengan izin-Nya saja maka semuanya ini bisa terjadi.

Tips dan Cara Alami Untuk Cepat Mendapat Momongan (HAMIL)

Nah, bagaimana khasiat jeruk nipis jika ditinjau dari segi ilmu kesehatan modern?

Di dalam sari jeruk nipis terdapat kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Vitamin C ini bergungsi sebagai antioksidan yang dapat menjinakkan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu jeruk nipis memiliki kandungan sejumlah mineral dan fosfor yang mengatur metabolisme dalam tubuh.

Karena kandungan vitamin C yang tinggi inilah maka ‘terapi jeruk nipis ini’ pada dasarnya juga dapat mneyembuhkan segala macam penyakit.

Menurut Dewi Yull, terapi jeruk nipis ini bukan melulu hanya diperuntukkan untuk pasangan yang menginginkan keturunan. Namun sesungguhnya terapi jeruk nipis ini dapat digunakkan untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Sebab melalui terapi jeruk nipis ini akan dikeluarkan semua racun yang ada dalam tubuh sehingga tubuh menjadi sehat dan bugar.

Itulah makanya, Dewi Yull menganjurkan agar tetap menjalankan terapi jeruk nipis ini untuk tujuan kesehatan secara umum. Terapi jeruk nipis ini dapat dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali atau setahun dua kali. Ini baik dilakukan oleh kaum perempuan maupun lelaki.Semoga pengalaman pribadi dari mbak dewi bisa bermanfaat bagi kita semua.
                       sumber: www.pusatinformasiterhangat.com

Bahaya Rokok dan Asap Rokok Pada Kehamilan

Pengaruh Rokok pada Masa Kehamilan dan Ibu Hamil

Menurut Neil (2007, Hal.62&63), dalam rokok ada tiga zat yang membahayakan janin, karbon monoksida, sianida dan nikotin. Karbon monoksida bercampur dengan haemoglobin dalam darah, akibatnya jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat racun, dan jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi pernapasan fetus, dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat, hingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin, jantung fetus berdetak lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuhnya. Kurangnya oksigen dan makanan bergizi inilah yang menyebabkan cacat pada janin. 

Pengaruh rokok pada janin dapat ditunjukkan dengan gambar pengukuran panas (thermograph). Ketika ibu hamil merokok, plasenta tampak dingin saat pembuluh darah mengerut dan aliran darah berkurang. Secara bersamaan, jantung janin berdetak lebih cepat saat nikotin mulai masuk. 

Merokok pada kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir prematur, lebih kecil, dan lebih ringan, dibanding bayi dari wanita yang bukan perokok. Rata-rata perokok berat melahirkan bayi 200 gram lebih ringan dari pada yang dilahirkan wanita bukan perokok. Perokok berat bisa terancam keguguran. Pengaruh buruk kebiasaan merokok selama kehamilan berlangsung dalam jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa pada usia 11 tahun, anak-anak yang dilahirkan dari ibu perokok di masa hamil, rara-rata lebih pendek dan kurang pintar dibanding yang tidak (Neil, 2007. hal. 63). 

Pengaruh Perokok Pasif Pada Kehamilan 

Menurut Neil (2007, hal.28) rokok bagi pria terutama para perokok berat dapat mengurangi kesuburan dan menyebabkan kerusakan pada sperma. Tidak berarti orang yang tidak merokok luput dari bahaya tersebut. Karena para perokok pasif memiliki resiko yang sama. Maka ibu hamil sebaiknya sebisa mungkin menghindari lingkungan berasap rokok. Merokok pasif juga mungkin menjadi suatu bahaya bagi perempuan yang secara teratur terpapar asap rokok di tempat kerja atau rumah. Asap rokok di lingkungan dianggap sebagai karsinogen dan telah terbukti menaikkan risiko kanker pada orang-orang yang tidak merokok. Suatu analisis tentang akibat paparan asap rokok secara pasif pada kehamilan dan pada 3.000 perempuan menemukan paparan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan janin yang buruk, dan paparan yang sangat tinggi berkaitan dengan lebih tingginya kematian janin dan lahir prematur serta berat lahir rendah (Walker, Humphiries, 2012, hal.112). 

Karbonmonoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi pernafasan pada fetus dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR sampai kematian janin ( Rukiah, 2013, hal. 92).  


PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN

rokok pada bayi
bahaya merokok bagi ibu hamil
bahaya rokok bagi ibu hamil
bahaya asap rokok bagi ibu hamil
dampak merokok bagi ibu hamil
akibat merokok pada ibu hamil
pengaruh rokok terhadap janin
bahaya asap rokok bagi ibu hamil muda

DAFTAR PUSTAKA
  • Aditama, T.Y. (2011). Rokok dan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 
  • Jaya, M. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Samarinda : Riz’ma. Krisnadi, Effendi, Pribadi. (2009). Bahaya rokok dalam kehidupan. Yogyakarta : 
  • Armico Neil, Rose, W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat.
  • Prawirohardjo, P. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  • Ramadhan, N. (2011). Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Badan Layanan Umum Daerah RSU Meuraxa Banda Aceh. Banda Aceh : Stikes ubudiyah. Vol. 1,No. 2, Maret 2012. 
  • Ruparidah, A. (2011). Pengaruh Perokok Pasif Terhadap Plasenta, Berat Badan Lahir, Apgar Score Bayi Baru Lahir Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2011. Program Studi Ilmu Biomedik : Universitas Andalas

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

makalah berat badan lahir rendahBerat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


Berat Badan Lahir

Berat badan lahir adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas ibu. Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008 dalam Siagian, 2010, hal. 5).

Menurut Muslimatun (2010, hal. 2) berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi berat lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

Berat bayi lahir normal Menurut Rochmah, Vasra, Dahliana dan Sumastri (2012, hal. 1) bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

Ciri-ciri bayi normal :
  1. Berat badan 2500 – 4000 gram 
  2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm 
  3. Lingkar dada 30 – 38 cm 
  4. Lingkar kepala 33 – 35 
  5. Frekuensi jantung 180 denyut/menit, kemudian menurun sampai 120 -140 denyut/menit 
  6. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit. 
  7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa. 
  8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 
  9. Kuku agak panjang dan lemas 
  10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki). 
Berat Bayi Lahir Rendah 

a. Defenisi 

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.21&22), ada beberapa defenisi mengenai bayi dengan berat lahir rendah : 
Neonatus atau bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahirnya kurang dari 2500 gram 
Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya. 

b. Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 

Menurut Muslimatun (2010) di bagi menurut berat badan lahir : 
Bayi berat lahir rendah (BBLR)/ Low birthweight infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram.Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)/ Very low birthweight infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram.Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/Extremely very low birthweight infant adalah bayi lahir hidup dengan berat badan kurang dari 1000 gram. 

Menurut Pantiawati (2010), bayi berat badan rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismatur. Prematuritas Murni Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Dismatur Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. Hal ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin, keadaan ini berhubungan dengan gangguan sirkulasi dan efisiensi plasenta. 

Etiologi 

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.23), penyebab berat badan lahir rendah kurang bulan/neonatus kurang bulan-kecil masa kehamilan(NKB-KMK) antara lain disebabkan oleh : 
  1. Berat badan ibu rendah 
  2. Ibu hamil yang masih remaja 
  3. Kehamilan kembar 
  4. Ibu pernah melahirkan bayi prematur/berat badan rendah sebelumnya. 
  5. Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim) 
  6. Ibu hamil yang sedang sakit. 
  7. Tidak diketahui penyebabnya. 
Sedangkan bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan kurang/neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK) antara lain disebabkan oleh : 
  1. Ibu hamil dengan gizi buruk/kurangan nutrisi 
  2. Ibu dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia. 
  3. Ibu menderita penyakit kronis, infeksi dan malaria kronik. 
  4. Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat 
Penatalaksanaan pada BBLR yaitu : 
Pemberian ASI. ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalalbumin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligosakarida untuk memacu motillitas usus dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi psikologis, pemberian ASI dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi. Bayi berat lahir rendah rentan terhadap kekurangan nutrisi, fungsi organ belum matang, kebutuhan nutrisinya besar dan mudah sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang yang optimal bagi bayi. 

Pencegahan kehilangan panas. Cara pencegahan pada bayi berat lahir rendah yang sehat yaitu segera setelah lahir bayi dikeringkan dan dibedong dengan popok hangat, pemeriksaan di kamar bersalin dilakukan di bawah radiant warmer (box bayi hangat), topi dipakaikan untuk mencegah kehilangan panas melalui kulit kepala, dan bila suhu bayi stabil, bayi dapat dirawat di boks terbuka dan diselimuti. Sedangkan pada bayi berat lahir rendah yang sakit cara untuk mencegah kehilangan panas yaitu bayi harus segera dikeringkan, untuk menstransportasi bayi digunakan transport inkubator yang sudah hangat, tindakan terhadap bayi dilakukan dibawah radiant warmer, dan suhu lingkungan netral dipertahankan. 

Metode Kanguru. Metode kanguru merupakan salah satu metode perawatan BBLR untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir.Keunggulan metode ini adalah bayi mendapatkan sumber panas alami (36-37 ° C) langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu serta ASI menjadi encer.Pemijatan bayi. Pemijatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah bertujuan untuk memacu pertumbuhan berat badan bayi, membantu bayi melepaskan rasa tegang dan gelisah, menguatkan dan meningkatkan sistem imunologi, merangsang pencernaan makanan dan pengeluaran kotoran, membuat bayi tidur lebih tenang, dan menjalin komunikasi dan ikatan antara bayi atau orang tua. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir 

Usia Ibu. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggu di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilan secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan, dan bayi lahir ringan (Rochjati, 2003 dalam Siagian, 2010). Pada usia 21-35 tahun resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil paling rendah yaitu sekitar 15 %. Selain itu apabila dilihat dari perkembangan kematangan, wanita pada kelompok umur ini telah memiliki kematangan reproduksi, emosional maupun aspek sosial. Meskipun pada saat ini beberapa wanita di usia 21 tahun menunda pernikahan karena belum meletakkan prioritas utama pada kehidupan baru tersebut. Pada umumnya usia ini merupakan usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan untuk menekan gangguan kesehatan baik pada ibu dan juga janin (Revina, 2014). 

Penyakit Saat Kehamilan. Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah diabetes militus, cacar air, dan penyakit infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes) (Rochjati, 2003 dalam Siagian, 2010). Diabetes Militus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatnya kadar gula darah) yang terjadi karna kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Bahaya yang terjadi pada janin yaitu abortus, kelainan kongenital, respiratory distress, neonatal hiperglikemia, makrosomia, hipocalsemia, kematian perinatal akibat diabetik ketoasidosism dan hiperbilirubinemia (Zein, 2009, hal. 1&6). 

Kadar Hemoglobin. Data Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin. 

Status gizi ibu hamil. Gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri merupaka salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan (Riskesdas, 2007). 

Perilaku dan Lingkungan Faktor resiko perilaku dan lingkungan meliputi saat hamil terkena paparan asap rokok, status nutrisi buruk, konsumsi alkohol, dan konsumsi norkoba serta faktor risiko fasilitas kesehatan, seperti perawatan kehamailan yang tidak rutin atau tidak sama sekali. Paparan asap rokok Merokok dalam kehamilan mempunyai hubungan yang kuat dengan kejadian solusio plasenta, BBLR dan kematian janin. Akibat merokok aktif tidak jauh berbeda dengan merokok pasif (suami perokok atau bekerja di lingkungan perokok) akan mengalami sulit tidur, tidur kurang nyenyak dan rasa sulit bernafas dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok (Krisnadi, Effendi, Dan Pribadi, 2009, hal. 47). 

Status nutrisi buruk Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah (Rukiah, 2013, hal. 91). Fasilitas kesehatan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan/kelainan padi ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008). 

SUMBER :

Kusmiati, Y., Wahyuningsih, PH., Sujiyatini. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. 
Maryunani, A., Nurhayati. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta : Trans Info Media. 
Muslimatun, NW. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya. 
Neil, Rose, W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat.
Prawirohardjo, P. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rochmah, Vasra, E., Dahliana, Sumastri. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita Panduan Belajar. Jakarta : EGC. 
Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti, NN. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

    Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

    Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis

    Memberikan asuhan pada bayi segera setelah lahir pada masa:

    1. Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan diluar uterus


    Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan merupakan perubahan drastis, dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi :

    a. Awal pernafasan
    Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).

    b. Adaptasi paru
    Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).


    c. Adaptasi kardiovaskular
    Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh penurunan resistensi bantalan vaskular paru.

    Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel , pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi. Septum biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan dengan membentuk septum intra atrial, meskipun pada sebagian individu penutupan anatomi yang sempurna tidak pernah terjadi.

    d. Adaptasi suhu
    Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas. Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan, kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.

    2. Perlindungan termal (termoregulasi)

    Perlindungan termal dapat dilakukan dengan pencegahan kehilangan panas. Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangna panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat (Pusdiknakes, 2003).

    1. Mekanisme kehilangan panas BBL ke lingkungannya menurut APN 2007.

    a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri, karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang lahir terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti

    b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apa bila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.

    c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

    d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

    2. Mencegah terjadinya kehilangan panas

    a. keringkan bayi dengan seksama

    Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

    b. Selimuti bayi dengan atau kain bersih dan hangat

    Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat dan bersih. Kain basah di dekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang baru.

    c. Selimuti bagian kepala bayi

    Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

    d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

    Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.

    e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

    Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.

    f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

    Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

    3. Menjaga kehangatan bayi sangat penting karena:


    a. penurunan suhu yang cepat pada bayi baru lahir disebabkan oleh ketidak mampuan bayi untuk menghasilkan panas yang cukup untuk mengimbangi kehilangan panas pada proses kelahiran.

    b. Setiap bayi yang lahir memiliki sistem pengendalian suhu bang belum matang. Dan pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah (< 2500 gram) serta pada bayi yang premature tidak terdapat lemak yang cukup untuk menghasilkan panas tubuh.

    c. Bayi-bayi yang mengalami gawat dingin akan memerlukan gas oksigen yang lebih banyak serta akan menghabiskan cadangan glycogennya untuk mempertahankan suhu tubuh yang kritis. Walaupun demikian, bayi yang sehat pun bisa segera menjadi bayi yang sakit jika terjadi kehilangan panas yang berlebihan.

    4. Pemeliharaan pernapasan

    Bila bayi tidak segera bernapas sebaiknya mengeringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat dan dengan lembut menggosok punggung bayi yang sudah dikeringkan. Kemudian meletakkan bayi dalam posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi (dapat diletakkan terlentang diatas perut ibunya jika hal itu tidak membuat lehernya mengalami hiperekstensi. Hal ini juga akan membuatnya tetap hangat). Bayi hendaknya dibuat seakan ia sedang mencium bau sesuatu. Hisap hidung dan mulut bayi dengan alat bantu. Akan tetapi jangan terlalu rutin melakukan penghisapan, karena hal itu bisa menyebabkan bradycardia dan masalah-masalah lain.


    Langkah-langkah yang tidak boleh dianjurkan :
    langkah-langkah
    alasan tidak dianjurkan
    menepuk pantat bayi
    trauma dan cedera
    menekan dada
    patah (fraktur), pneumothorax, gawat nafas, kematian
    menekan kaki bayi ke bagian perutnya
    merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
    membuka spincter anusnya
    merusak atau melukai spincterani
    menggunakan bungkusan panas/dingin atau air
    membakar/menimbulkan hipothermia
    meniupkan oksigen atau udara dingin pada tubuh atau wajah bayi
    hipothermia
    memberi minuman air bawang
    membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat yang kritis
    (Sumber : Pusdiknakes, 2003)

    5. Pemotongan tali pusat

    Tali pusat merupakan garis kehidupan janin dan bayi selama beberapa menit pertama setelah kelahiran. Pemisahan bayi dari placenta dilakukan dengan cara menjepit tali pusat diantara dua klem, dengan jarak sekitar 8-10 cm dari umbilikus. Kassa steril yang dilingkarkan ke tali pusat saat memotongnya menghindari tumpahan darah ke daerah persalinan. Tali pusat tidak boleh dipotong sebelum memastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik. Kegagalan tindakan tersebut dapat mengakibatkan pengeluaran darah berlebih dari bayi. Cara perawatan tali pusat dan puntung tali pusat pada masa segera setelah persalinan berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial, budaya, dan geografis. Waktu optimal untuk penjepitan tali pusat setelah persalinan masih belum jelas. Beberapa pusat persalinan menganjurkan menunda pemotongan tali pusat hingga pernapasan bayi stabil dan pulsasi berhenti hingga memastikan bahwa janin telah mendapatkan transfusi placenta sebanyak 70 ml darah.akan tetapi pendapat ini dibantah oleh para ahli yang berpendapat bahwa transfusi placenta yang didapat dengan cara demikian dapat mengakibatkan ikterus pada neonatus. Hal yang disepakati bersama bahwa bayi aterm dapat diletakkan diatas perut ibu, tetapi tidak terlalu tinggi dan bayi prematur dapat diletakkan setinggi placenta. Hal ini disebabkan jika bayi prematur diangkat melebihi tingi placenta dapat menyebabkan anemia, dan jika bayi diposisikan lebih rendah dari placenta dapat mengakibatkan bayi menerima transfusi darah (Pusdiknakes, 2003).

    Langkah-langkah dalam menjaga kebersihan pada saat memotong tali pusat menurut Pusdiknakes (2003):


    a. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, serta mengenakan sarung tangan sebelum menolong persalinan

    b. Pastikan bahwa sarung tangan masih bersih. Ganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor

    c. Letakkan bayi yang telah dibungkus tersebut diatas permukaan yang bersih dan hangat

    d. memotong tali pusat dengan pisau silet, pisau atau gunting yang steril atau telah didesinfeksi tingkat tinggi

    e. pakailah hanya alat dan bahan yang steril

    f. jangan mengoleskan salep apapun, atau zat lain ke tampuk tali pusat

    g. hindari pembungkusan tali pusat

    6. evaluasi nilai APGAR


    Segera setelah bayi lahir, bidan dapat melanjutkan proses perawatan dengan mengeringkan kulit, yang dapat membantu meminimalkan kehilangan panas. Bidan harus melakukan pengkajian kondisi umum bayi pada menit pertama dan ke-5 dengan menggunakan nilai APGAR. Pengkajian pada 1 menit pertama penting untuk penatalaksanaan resusitasi selanjutnya. Namun terbukti bahwa pengkajian pada menit ke-5 lebih dapat dipercaya sebagai prediktor resiko kematian selama 28 hari pertama kehidupan, dan status neurologi anak serta resiko disabilitas mayor pada usia 1 tahun. Semakin tinggi nilai yang dicapai, semakin baik pula nilai bayi. Nilai APGAR harus didokumentasikan dengan lengkap di catatan bayi.

    Kepanjangan nilai APGAR adalah :
    1. A Appearance : penampilan(warna kulit)
    2. P Pulse : nadi (frekwensi jantung)
    3. G Grimace : meringis (respon terhadap rangsangan)
    4. A Active : aktif (tonus)
    5. R Respiration : pernapasan
    Nilai dikaji pada 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Bantuan medis diperlukan jika nilai kurang dari 7. Nilai Apgar tanpa warna kulit menyingkirkan tanda ke 5, bantuan medis diperlukan jika nilai kurang dari 6.


    Tanda
    0
    1
    2
    frekwensi jantung
    tidak ada
    < 100x/mnt
    < 100x/mnt
    upaya pernapasan
    tidak ada
    lambat, tidak teratur
    baik atau menangis aktif
    tonus otot
    lunglai
    fleksi ekstremitas
    aktif
    respons reflek terhadap mrangsang
    tidak ada
    meringis minimal
    batuk atau bersin
    Warna
    biru, pucat
    tubuh merah muda, ekstremitas biru
    seluruh tubuh merak muda

    7. resusitasi

    Pada asfiksia ringan, apnea merupakan gejala klinik utama. Pada kasus-kasus yang berat bayi baru lahir tampak lunglai dan pucat dengan tekanan darah rendah dan denyut jantung lambat.


    Tujuan resusitasi menurut Myles (2009) yaitu :


    1. menetapkan dan mempertahankan kebersihan jalan nafas, dengan ventilasi dan oksigenasi
    2. memastikan sirkulasi efektif
    3. mengoreksi asidosis
    4. mencegah hipotermia, hipoglikemia dan perdarahan.
    Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis

    Kumpulan Judul KTI Farmasi dan Skripsi Farmasi Terbaru

    Kumpulan Judul KTI Farmasi dan Skripsi Farmasi Terbaru

    Berikut Daftar Kumpulam Judul PROPOSAL, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI Terbaik Mudah Dikerjakan. Ini adalah daftar judul proposal dan skripsi farmasi yang bisa kita gunakan sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul Tugas akhir atau Skripsi.

    Sulitnya Tugas Akhir atau Skripsi farmasi banyak membuat para mahasiswa jurusan farmasi merasa sangat berat dalam menyelesaikan Tugas Akhir atau Skripsi, Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan dalam menentukan judul TUgas atau Skripsi Farmasi.


    Kita baru bisa menentukan judul skripsi farmasi setelah memiliki banyak rujukan judul-judul skripsi yang pernah dikerjakan oleh mahasiswa terdahulu. Dengan rujukan inilah kita nanti bisa menentukan kira-kira judul apakah yang akan kita pilih untuk dikerjakan. Berikut Admin akan memberikan beberapa rujukan judul yang bisa di jadikan bahan acuan buat teman-teman dan adik-adik yang masih bingung dengan judul yang akan diajukan untuk syarat kelulusan pada jenjang D3 maupun jenjang S1 pada jurusan Farmasi

    Daftar Judul PROPOSAL, KTI, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI :

    1. Isolasi Fraksi Aktif Antimikroba Herba Patah Tulang ( Euphorbia Tirucalli L) Terhadap Candida Albicans
    2. Pengaruh Pemberian Susu Kuda Fermentasi Terhadap Anti Bodi Imunoglobulin A ( Lga) Mencit Setelah Vaksinasi Hepatitis A
    3. Daya Anti Inflamasi Kombinasi Jus Aple Hijau ( Pyrus Malus. L) Dan Wortel ( Daucus Carota L.) Pada Mencit Betina
    4. Pengaruh Sisitem Penyarian Daun Salam ‘ Eugenin Plyanta Weigth” Trhadap Bacteri Aschericia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vito
    5. Uji Aktivitas Anti Bacteri Rimpng Temulawak “ Curcuma Xanthorrhiza Dan Escherichhia Coli Secara In Vito
    6. Efek Fraksi Chloroform Serbuk Daun Mimba ( Azadiranta A Juss) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Jantan Wistar
    7. Tinjauan Pola Pengobatan Hipertensi Primer Pada Pasien Geietri Di Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun 2003
    8. Kombinasi Aerosil Avicet Ph 101 Dalam Formulasi Tablet Ekstrak Biji Waluh ( Curcubita Moschata/ Duch0 Poir
    9. Profil Pelepasan Teofilin Dari Granil Sediaan Lepas Lambat Menggunakaan Metochel K 15 M Sebagai Matrik
    10. Pengobatan Sendiri Menggunakan Analgetika Antipiretik Oleh Masyarakat Kota Yogyakarta.
    11. Toksifitas Akut Ekstrak Choroform Dan Ekstrak Methanol Buah Leunea ( Solaneum Ningrum. L ) Terhadap Larva Atemina Salena Leach.
    12. Peningkatan Kadar Polisakarida Pada Tulang Jamur Sitake Dan Penambahan Vitamin B1 Dan Magnesium Sulfat Pada Media Tanam Serta Uji Imunomodulatornya Pada Sel Limfosit Mencit
    13. Uji Aktivitas Invus Daun Kepel Sebagai Penurun Kadar Asam Urat Dalam Darah
    14. Uji Aktivitas Infus Daun Sirih (Piper Betle L ) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
    15. Pola Pengobatan Penyakit Hepertensi Pada Pasien Rawat Inap Di Rsud Kota Yogyakarta Selama Tahun 2004 -2006
    16. Uji Efek Analgetika Infus Daun Sengggani (Melastoma Offine D-Don) Pada Mencit Putih Betina Galur Ddi
    17. Penata Laksanaan Terapi Pasien Keracunan Makanan Di Instalasi Rawat Inap Di Rsud Wates Diy Tahun 2000 – 2005
    18. Identifikasi Drug Related Problem (Dpr) Dalam Pengobatan Dungue Hemoragie Fever (Dhf) Pada Pasien Pediati Di Instalasi Rawat Inap Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakartaa Periode Februari - April 2006
    19. Uji Aktivitas Fraksi Aktif Ekstrak Diklormetan Daun Cakring (Erithrina Fusca Lour) Terhadap Sel Kanker Leher Rahim (Sel, Hela) Tinjauan Sitotosik, Antiprolikeratif Dan Pemacuan Amaptosis
    20. Penetapan Kadar Vitamin C Secara Spektrofoto Metrisinar Tampak Menggunakan Pereaksi 1-Kloro-2,4 Dinitrobenzena Dalam Sediaan Farmasi Tanpa Pemisahan Lebih Dahulu
    21. Pengaruh Infus Daun Berlena Prionitis L. Terhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal Secara Invitro
    22. Pengaruh Infus Daun Clero Clendron Sebratun Spreny Terhadap Kelarutan Kelsium Batu Ginjal Secra Invitro
    23. Penetapan Aktivitas Enzim Yang Berkelarutan Sebagai Invertase Dari Hasil Fermentasi Oleh Ragi Roti (Saccha Romy Les Cerevisiae) Dengan Insidur Amilum Beras
    24. Pengaruh Flufenazin Hidro Klorida Terhadap Absorbsi Glukosa Pada Membran Usu Halus Tikus
    25. Isolasi Dan Iddentifikasi Pektin Dari Kulit Pisang Kepok
    26. Uji Pendahuluan Aktivitas Antimikroba Serbuk Cacing Patak Terhadap Salmonello Typhi
    27. Pengembagan Fomulasi Sediaan Tablet Deksametason Secara Kempa Langsung Dengan Teknik Dispersi Padat
    28. Mikroenkapsulasi Teofilin Dengan Protein Kedelai Hitam ( Glycinemax ) Sebagai Penyallit Menggunakan Metode Denaturasi
    29. Pengaruh Infusa Daun Kumis Kucing ( Orthosiphoaristatus, Bi. Mig) Terhadap Jumlah Urina Tekanan Darah Kucing Teranastesi
    30. Uji Aktivitas Antibaktei Esktrak Estanol Dari Dua Metode Maserasi Koteks Kayu Manis Jangan ( Cinnamomun Burmanni Ness Ex Bi.) Terhadap Escherichia Coli Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya
    31. Pengaruh Variasi Wakktu Fermentasi Terhadap Kadar Estanol Hasil Fermentasi Kulit Singkong ( Manihot Utillissma Pahl)
    32. Pengaruh Metode Penyarian Terhadap Perbedaan Hasil Analisis Kadar Tanin Dalam Daun Jambu Biji ( Psidium Guajava L. ) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak
    33. Uji Kepekaan Bakeri Patogen Pada Urin Dari Laboratorium Klinik Dan Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta Terhadap Antibiotik
    34. Profil Sifat Fisik Dan Pelepasan Obat Tablet Asetosal Produk Paten Dan Generik Yang Berdar Di Masyarakat
    35. Tinjauan Pola Pengobatan Hipertensi Primer Pada Pasien Geriatri Di Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun 2003
    36. Pengaruh Infusa Daun Ketepeng Cina ( Cassia Alata L) Terhadap Kadar Triliserida Tikus Putih Wistar Yang Diberi Diet Lemak Tinggi
    37. Rasionalitas Penggunaan Obat Untuk Penyakit Hiperlipidemi Pada Pasien Geriatri Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalm Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2000 S/D 2001
    38. Cara Pembuatan Simpleks Yang Baik Dan Pemeriksaan Kualitatif Dan Kuantitatif Dari Rimpang Temu Lawak ( Curcuma Xantliorrhiza Roxb)
    39. Uji Daya Antiinplamasi Natrium Pentagamavunonat – O Yang Diberikan Secra Peroral Terhadap Udem Kaki Tikus Terinduksi Fordial Dehid
    40. Pengaruh Kadar Bahan Pengikat Musilago Amilum Jagung (Zea Masy, L) Terhadap Migrasi Tablet Vitamin Bg Seta Sifat Fisik Tablet

    41. Peningkatan Kelarutan Piroksikarti Melalui Pembentukan Kompleks Dengan Poli Etilen Glikol – 4000
    42. Pola Pengobatan Depresi Di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2005
    43. Evaluasi Penggunaan Obat Asma Pada Pasien Asma Di Instlasi Rawat Inap Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta. Periode Januari – Desember 2005
    44. Efek Surpresif Curcuma Xanthorriza Roxg Terhadap Progresifitas Rheumatitoid Arthritis Pada Tikus Jantan Galur Wisata Setelah Terinduksi Complete Freund’s Adjusxant Ditinjau Dari Parameter C Darah.
    45. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ethanol Herbapegagan 9 Contlla Asiatica (L) Urrb ) Terhadapaktivitas Fagositesis Makkrofag Pada Mencit Jantan Galur Swiss
    46. Pengaruh Praperlakuan Air Persan Rimpang Bengle (Zingiber Purpureum Roxb) Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Metode Rangsang Kimia
    47. Pengaruh Perpelakuan Air Perasan Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.)Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Methoda Rangsang Kimia
    48. Pengaruh Perpelakuan Air Perasan Rimpang Temu Hitam (Curcuma Aeruginnosa Roxb) Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Methoda Rangsang Kimia
    49. Serbuk Hasil Optimasi Pengeringan Getah Salak Pondoh (Salacca Euducus Reinw L.) Sebagai Suspending Agent Susupensi Sulfadimidin Dibandingkan Dengan Cmc – Na
    50. Pelaksanaa Pelayanan Informasi Obat Di Sepuluh Apotek Besar Di Kab. Bantul
    51. Identifikasi Drug Related Problem (Drp)Dalam Pengobatan Sepsis Dan Syok Septik Pada Pasien Anak Di Instalasi Rawat Inap Rs Dr. Sardjoito Yogyakarta Periode 2000-2004,
    52. Kajian Keamanan Penggunaan Obat Pada Penyakit Paru Abstruksi Kronis Di Rs Panti Rapih Yogyakarta Pada Tahun 2004
    53. Pengaruh Pemberian Campuran Ekstrak Kering Daun Dewa
    54. Perbandingan Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Secang Putih Dan Merah (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Dpph (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). 
    55. Opini Apoteker Dan Pasien Terhadap Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kota Merauke.
    56. Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
    57. Studi Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat Di Rumah Sakit X Surabaya.
    58. Harapan Dan Kepercayaan Konsumen Apotek Terhadap Peran Apoteker Yang Berada Di Wilayah Surabaya Timur.
    59. Daya Peredam Radikal Bebas Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dengan Metode Dpph (1,1 Diphenyl 2-Picry Hydrayl).
    60. Pemeriksaan Kandungan Pemanis Dan Pewarna Sintetik Dalam Es Lilin Tidak Bermerek Dan Tidak Berlabel Yang Diproduksi Oleh Industri Rumah Tangga X Kecamatan Ambulu-Jember.
    61. Studi Hubungan Persepsi Sakit (Illness Perception) Dengan Kontrol Penyakit Pada Pasien Asma Di Apotek Bentar 2 Rewwin.
    62. Profil Penyimpanan Obat Di Puskesmas Pada Dua Kecamatan Yang Berbeda Di Kota Kediri.
    63. Analisis Boraks Pada Bakso Daging Sapi C Dan D Yang Dijual Di Daerah Lakarsantri Surabaya Menggunakan Spektrofotometri.
    64. Profil Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya Terhadap Bahaya Rokok.
    65. Analisis Kadar Merkuri (Hg) Dalam Sediaan Hand Body Lotion Whitening Pagi Merek X, Malam Merek X, Dan Bleaching Merek X Yang Tidak Terdaftar Pada Bpom.
    66. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan 1,5.
    67. Analisis Pewarna Rhodamin B Dan Pengawet Natrium Benzoat Dalam Saus Tomat P Dari Pasar X Surabaya Timur.
    68. Analisis Boraks Dalam Sampel Bakso Sapi I, Ii, Iii, Iv, V, Vi, Vii, Dan Viii Yang Beredar Di Pasar Soponyono Dan Pasar Jagir.
    69. Harmonisasi Organel Dalam Sel, Pendekatan Aplikatif Biologi Sel Untuk Profesi Kesehatan. Revka Petra Media, Surabaya.
    70. Uji Daya Anti Bakteri Muehllen Beckia Platyycla -95 Dameisyn (Jakang) Dan Skrining Fito Kimianya
    71. Formula Suspensi Kkloram Fenikol Palmitat Menggunakan Derivat Selulosa Sebagai Zat Pensuspensi
    72. Studi Kadar Minyak Aksiridari Curcuma Aero Dinosa Roab Selama Masa Tumbuh
    73. Efek Analgetik Beberapa Fraksi Daun Justicia Genda Russa Burm F Pada Mencit
    74. Studi Pendahuluan Pengaruh Faktor-Faktor Non Farmasi Terhadap Motivasi Pemilihan Apotik
    75. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Akar Senggugu (Cleroden Dron Serratum Spreng) Trhadap Respon - 98 Histaminik Dan Kli Nergik Trakea Terisolasi Niarmut
    76. Pengaruh Penggunaan Cmc Na. Hidro Melose Metilse Lulose Dan Hidrok Sietil Selulose Sebgai Bahan - Pensusupenssi Terhadap Stabilitas Fisis Suspensi Trisulfa
    77. Uji Hmabatan Pelekatan Librio Cholerae 01 Pada Sel Enterosit Usus Halus Tikus Menggunakan Antibodi Poliklonal Anti Protein 36 Kda Dan Kda
    78. Efek 4 Metil Kurkumin Dan 4 (Para Metil Penil ) Kurkumin Terhadap Aktivitas Blutation S Trasee Rase Liver Tukus
    79. Perilaku Asper Gillus Oky 2ae, 1, Sojae Rhizopus Oligosporus Dan R. Oryzae Pada Kadar Gukosida Sianogen Biji Koo Benguk (Mucuna Pru Riens D.C)
    80. Farma Kokinetika Salisilat Pada Kelinci Setelah Pemberian Injeksi Intra Vena Dan Infus Intavena Selama 20 Dan 30 Menit
    81. Isolasi Dan Identifikasi Antigen Virus Dengue Serotipe 1,2,3 Dan 4 Serta Pemanfaatannya Sebagai Antigen
    82. Perbedaan Arklirasi Pada Turunan Ester Malonat Dengan Menggunakan N-Butil Iodida Dan Isoprofil Iodida
    83. Studi Inhibisi Senyawa Analog Kurkumin Terhadap Aktivitas Glutation S-Transferrase Liver Tikus Dengan Subltras I-Kloro 24 Dinitrobenzan
    84. Isolasi Antibiotik Penisilin Dari Biakan Penicilliun Notatum At Acc No. 9179
    85. Aktivitas Biologis Fraksi Risidu Ekstra Ketanol Daun Gynura Procumbens (Lour0 Merr Terhadap Kultur Sel Dan Kultur Sel Mieloma
    86. Studi Inhibsi Senyawa Analog Kurkulum Terhadap Aktivitas Glutation S-Tranferrase Liver Tikus Dengan Subsrat 1,2 Dikloro 4, Nitrobenzen
    87. Isolasi Dan Identifikasi Imuno Globulin 6 (Ig 6) Asam Anti Protein Sub Unit Piu Shigella Flexnen
    88. Pengaruh Infus Daun (Lerodendran Sepratan Speny) Terhadap Kelarutan Kalsilim Batu Ginjal Secra Invitro
    89. Isolasi Dan Penetapan Kadar Stigmasterol Dalam Kedelai Tahu Dan Ampas Tahu
    90. Isolasi Dan Identifikasi Flavovoid Dari Tumbuhan Imperata Clylindrica Beauv Vare Major Hubb
    91. Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Rimapang Zingiber Purpurfun Roxb
    92. Sintetis Nis Di Asil L-Siste In Dan Pengaruh Panjang Rantai Karbon Terhadap Salmonelltyphi
    93. Berbagai Media Tumbuh Escherichia Soli Untuk Mengubah Berzil Penisilin Menjadi Asam G Amino Pensilanat
    94. Deteksi Aktivitas Aspara Binase Dalam Daun Loranthus Globasusu Poxb
    95. Pengaruh Sari Scurrula Lapidata (Bi) G Doz Terhadap Aktivitas Fosfatase Alkali, Glutamat Oksalo Asetat Transaminase Dan Kadar Protein Total Serum Tikus Putih Jantan Yang Telah Diperlakukan Dengan Benzilin.
    96. Isolasi Dan Identifikasi Isolalonold Dari Kulit Kayu Glineidia Sepium (Jecd) Stebud
    97. Uji Toksisitas Akuit Antesterin Dalam Ekstrak Aseton Daun Kupatonium Inuli Folium H.B.K Pada Artemia Salino Loarh
    98. Sintesis P Eti Benzofenon Dari Asam P. Etil Benzoat Dan Ben Zen
    99. Isolasi Dan Identifikasi Miu Noglo Bulin G (Lg G) Ayam Anti Protein Sub Unit Piu Salmonella Tyihi
    100. Pengaruh Proklok Perazin Terhadap Transfor Aktif Glukosa Pada Membran Usus Halus Tikus In Satu
    101. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Co-Go Trhadap Asan Amino Bebas Dan Daya Simpan Udang (Penaeles Monodon Fabriciusi)
    102. Uji Sitotoksisitas Kukumin Dan 4 Para Fluo Rofensi Kurkumin Terhadap Sel Mieloma
    103. Pengaruh Infus Daun Barlonia Prirutis L Terhadap Kelarutan Kalsium Batu Gunjal Selama In-Vitro
    104. Penetpan Kadar Vitamin Bi Di Dalam Kacang Kedelai Seta Olahanya
    105. Penggunaan Diazepam Dan Faktor-Faktor Yang Terkait Dalam Penyalhguaaan Di Kalangan Mahaswa Universitas Gajdah Mada
    106. Efek Ekstrak Metanol Dan Fraksi Esktrak Metanol Sponce Kode B 88 Terhadap Staphny Lococcus Aureus Atcc 25933, Eschesichia Coli Atcc 25922 Dan Dandida Albbicans Serta Aktivitas Terhadap Artemia Salina Learh
    107. Daya Larut Infus Rumpang Kunyit (Tanaman Curcuma Romostica Val) Terhadap Batu Ginjal Kalsium Secara Invitro
    108. Uji Hambatan Peletakan Vibrio Cholerae O1 Pada Sel Enterosit Usu Halus Tikus Menggunkan Anti Bodi Poliklonal Anti Protein 36 Kda Dan 48 Kda
    Kumpulan Judul KTI Farmasi dan Skripsi Farmasi Terbaru

    Semoga Dengan adanya artikel ini yang membahas tentang kumpulan judul Skripsi pada jurusan farmasi bisa membantu teman-teman dan adik-adik dalam mencari bahan acuan untuk menentukan judul. Simak juga Judul farmasi lainnya di sini Judul Skripsi dan Tugas Akhir Farmasi Terbaru